ISLAM LAH YANG TERBAIK

Dulu ketika Islam disebut maka siapapun yang mendengar akan  langsung berkata “woowww,, hebat, kotanya maju, ilmuwannya banyak, sistem pemerintahannya mantap.
      Kini ketika Islam disebut maka kebanyakan yang terpikir adalah teroris, bodoh, tertinggal, dan sederet stigma negative lainnya.
Banyak yang menganggap bahwa kejayaan umat Islam hanyalah romantisme sejarah. Ok, tidak ada masalah. Yang jelasnya, saat ini tugas kita adalah ambil bagian untuk bergerak melawan musuh Islam dan menyadarkan kaum muslim akan kekeliruannya. Hingga Islam kembali berjaya dalam naungan Khilafah Islamiyah sesuai bisyarah Rasululah Muhammad SAW.  
        Awalnya saya pun tak pernah tahu bahwa ada suatu masa dimana kejayaan Islam meliputi 2/3 dunia selama 13 abad atau 1300 tahun. Silau sensai dunia barat membuat saya selalu berdecak kagum, terlebih setiap penemu dalam buku pelajaran pasti non muslim. Padahal peradaban itu baru beberapa saat saja. Hingga akhirnya saya seolah menemukan Islam melalui ceramah dan buku-buku karya Ust. Felix Y Siauw.
          Dalam sebuah ceramahnya, ia mengatakan bahwa setelah beberapa tahun menjadi muslim ia menemukan sebab kemunduran umat Islam saat ini yaitu umat Islam telah jauh menyimpang dari Al-Quran sebagai sumber aturan hidup dari sang pencipta.
          Pada masa kejayaan Islam, semua hal berdasarkan pada Al-Quran. Pada masa itu system pemerintahannya dikenal dengan sebutan Khilafah. Sebuah system pemerintahan yang memberikan kesejahteraan pada semua rakyatanya. Bukan hanya muslim namun juga non muslim. Para Imuwan kebanyakan adalah penghafal Quran. Ilmuwan-ilmuwan inilah yang menjadi rujukan ilmuwan setelahnya yaitu ilmuwan barat. Pada masa inilah sebuah peradaban gemilang lahir.
          “koq tidak ada dalam pelajaran sejarah??”
          Hmmpp… kurikulum saat ini, kebanyakan disusun oleh ilmuwan-ilmuwan non muslim tadi. Daaaaaaaaann mereka menutup rapat celah untuk mengakses agungnya peradaban Islam pada masa itu. Tapi tenang saja, kini telah banyak ilmuwan muslim yang sedikit demi sedikit membuka tabir ini. Bahkan banyak ilmuwan yang dulunya tak mengenal Islam, kini menjadi muallaf. Ilmu yang mereka miliki telah menghantarkan mereka menemukan cahaya keagungan Islam. Decak kagum akan kesesuain Al-Quran dan penemuan-penemuan terkini menjadi hal tak terbantahkan lagi. Inilah bukti kesesuaian antara Islam dan ilmu pengetahuan.
    Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi pengembangan Ipteknya hanya untuk kepentingan duniawi yang ’matre’ dan sekular, maka Islam mementingkan pengembangan dan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana ibadah-pengabdian Muslim kepada Allah swt dan mengembang amanat Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil ’Alamin).
Ada lebih dari 800 ayat dalam Al-Quran yang mementingkan proses perenungan, pemikiran dan pengamatan terhadap berbagai gejala alam, untuk ditafakuri dan menjadi bahan dzikir (ingat) kepada Allah. Yang paling terkenal adalah ayat:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imron [3] : 190-191)
“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Mujadillah [58]: 11 )
Bagi umat Islam, kedua-duanya adalah merupakan ayat-ayat (atau tanda-tanda) ke-Mahakuasa-an dan Keagungan Allah swt. Ayat tanziliyah/naqliyah (yang diturunkan atau transmited knowledge), seperti kitab-kitab suci dan ajaran para Rasul Allah (Taurat, Zabur, Injil dan Al Quran), maupun ayat-ayat kauniyah (fenomena, prinsip-prinsip dan hukum alam), keduanya bila dibaca, dipelajari, diamati dan direnungkan, melalui mata, telinga dan hati (qalbu + akal) akan semakin mempertebal pengetahuan, pengenalan, keyakinan dan keimanan kita kepada Allah swt, Tuhan Yang Maha Kuasa, Wujud yang wajib, Sumber segala sesuatu dan segala eksistensi). Jadi agama dan ilmu pengetahuan, dalam Islam tidak terlepas satu sama lain. Agama dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi koin dari satu mata uang koin yang sama. Keduanya saling membutuhkan, saling menjelaskan dan saling memperkuat secara sinergis, holistik dan integratif.
Sejarawan Barat beraliran konservatif, W Montgomery Watt menganalisa tentang rahasia kemajuan peradaban Islam, ia mengatakan bahwa Islam tidak mengenal pemisahan yang kaku antara ilmu pengetahuan, etika, dan ajaran agama. Satu dengan yang lain, dijalankan dalam satu tarikan nafas. Pengamalan syariat Islam, sama pentingnya dan memiliki prioritas yang sama dengan riset-riset ilmiah.
Jadi wajar jika Gustave Lebon mengatakan bahwa terjemahan buku-buku bangsa Arab, terutama buku-buku keilmuan hampir menjadi satu-satunya sumber-sumber bagi pengajaran di perguruan-perguruan tinggi Eropa selama lima atau enam abad. Tidak hanya itu, Lebon juga mengatakan bahwa hanya buku-buku bangsa Arab-Persia lah yang dijadikan sandaran oleh para ilmuwan Barat seperti Roger Bacon, Leonardo da Vinci, Arnold de Philipi, Raymond Lull, san Thomas, Albertus Magnus dan Alfonso X dari Castella.
Islam, sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan, sangat mendorong dan mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati, memahami dan merenungkan segala kejadian di alam semesta. Dengan kata lain Islam sangat mementingkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
          “Iya juga sich, tapi koq media-media jarang mengekspos hal ini??”
          Yupzzzz,, musuh-musuh Islam memang lagi gencar-gencarnya membodohi umat Islam sehingga mereka menjaga jarak dengan ajaran agama yang mulia ini. Tak terhitung lagi jumlah remaja Islam yang lebih memeilih menonton film Hollywood dibanding mengikuti pengajian.  Tidak usah ditanya berapa jumlah lagu pop, rock, dangdut yang mereka hafal. Jumlahnya ratusan bahkan ribuan. Coba bandingkan dengan jumlah ayat Al-Quran yang mereka hafal. Inilah propaganda mereka yang telah lama diingatkan dalam Al-Quran.
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang (ridha) kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu (QS. Al-Baqarah [2] : 120).
          Inilah yang dikenal dengan istilah ghozul fikri atau perang pemikiran. Mereka berusaha memisahkan muslim dari ajaran-ajaran Islam sedikit demi sedikit hingga kita mengikuti mereka. Bukan lagi dalam artian masuk agama mereka namun mengikuti gaya hidup mereka.
Untuk menjauh dari pengaruh ini, sering-seringlah mendekatkan diri pada Allah SWT. Sholat tepat waktu, baca Al-Quran dan maknanya, juga amalan-amalan lain. Baca juga buku-buku Islami karya anak-anak muda. Dijamin bukunya seru dan mengasyikkan. Supaya lebih mantap, ikutilah kajian-kajian keagamaan.
          “Apa??”
          “Kajian agama??”
          “Seram, itukan kerjaan teroris”.
       Keep calm,, untuk masalah kajian ini, nanti dibahas pada tulisan selanjutnya.

Sumber rujukan :
Ceramah-ceramah Ust. Feix Y Siauw

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

About Me

Recent Posts

BTricks

BThemes

Download